Penyesuaian akuntansi pembelian

Akuntansi pembelian adalah praktik merevisi aset dan liabilitas bisnis yang diakuisisi menjadi nilai wajarnya pada saat akuisisi. Perlakuan ini diperlukan berdasarkan berbagai kerangka akuntansi, seperti GAAP dan IFRS. Revisi umum dari nilai aset dan kewajiban meliputi:

  • Mencatat persediaan pada nilai wajarnya

  • Mencatat aset tetap pada nilai wajarnya

  • Mencatat aset tidak berwujud pada nilai wajarnya

Secara khusus, aset tidak berwujud (seperti daftar pelanggan dan perjanjian non-persaingan) sama sekali tidak dicatat dalam pembukuan pihak yang diakuisisi, sehingga pencatatannya sebagai aset sama sekali baru. Perubahan ini berdampak pada pembukuan pihak pengakuisisi, yang dikenal sebagai penyesuaian akuntansi pembelian. Penyesuaian tersebut disebabkan oleh nilai aset dan kewajiban yang berubah. Sebagai contoh:

  • Peningkatan penilaian persediaan berarti bahwa pihak pengakuisisi mencatat kenaikan harga pokok penjualan pada saat persediaan tersebut akhirnya dijual.

  • Peningkatan penilaian aset tetap membutuhkan peningkatan jumlah penyusutan dari waktu ke waktu.

  • Kehadiran aset tak berwujud baru membutuhkan pengakuan amortisasi dari waktu ke waktu.

Mengingat sifat dari contoh-contoh ini, dapat dilihat bahwa penyesuaian akuntansi pembelian sering kali meningkatkan jumlah biaya yang diakui untuk suatu perusahaan di masa mendatang, meskipun biaya-biaya ini termasuk jenis non-tunai.

Secara khusus, jumlah biaya amortisasi dapat menjadi substansial (jika tidak melebihi jumlah), sehingga penyesuaian akuntansi pembelian ini dapat menyebabkan pihak pengakuisisi mencatat kerugian besar sampai aset tidak berwujud telah diamortisasi sepenuhnya.

Bisnis sering kali menjelaskan dampak penyesuaian akuntansi pembelian dalam catatan yang menyertai laporan keuangannya, sehingga pembaca dapat memahami bagaimana akuisisi telah mengubah hasil yang dilaporkan oleh bisnis.

Artikel Terkait