Komponen sistem pengendalian internal

Sistem pengendalian internal memiliki lima komponen. Seorang akuntan harus menyadari komponen ini ketika merancang sistem akuntansi, seperti halnya siapa pun yang mengaudit sistem. Komponen sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut:

  • Lingkungan pengendalian . Ini adalah sikap manajemen dan karyawannya tentang perlunya pengendalian internal. Jika pengendalian dilakukan dengan serius, hal ini akan sangat meningkatkan ketahanan sistem pengendalian internal.

  • Penilaian risiko . Ini adalah proses meninjau bisnis untuk melihat di mana letak risiko paling kritis, dan kemudian merancang kontrol untuk mengatasi risiko tersebut. Penilaian ini harus dilakukan secara berkala, dengan mempertimbangkan risiko baru yang ditimbulkan oleh perubahan bisnis.

  • Aktivitas pengendalian . Ini adalah penggunaan sistem akuntansi, teknologi informasi, dan sumber daya lain untuk memastikan bahwa kontrol yang tepat diterapkan dan beroperasi dengan benar. Misalnya, mungkin terdapat sistem akuntansi untuk melakukan audit inventaris dan audit aset tetap secara berkala. Selain itu, mungkin ada cadangan di luar situs untuk meminimalkan risiko kehilangan data.

  • Informasi dan komunikasi . Informasi tentang pengendalian harus dikomunikasikan kepada manajemen secara tepat waktu, sehingga kekurangan dapat diatasi dengan segera. Jumlah informasi yang dikomunikasikan harus sesuai dengan kebutuhan penerima.

  • Pemantauan . Ini adalah serangkaian proses yang digunakan oleh manajemen untuk memeriksa dan menilai apakah pengendalian internalnya berfungsi dengan baik. Idealnya, manajemen harus mampu melihat kegagalan pengendalian dan membuat penyesuaian untuk memperbaiki lingkungan pengendalian. Jika tidak, pengendalian yang tidak tepat atau tidak efektif dapat memungkinkan salah saji masuk ke dalam laporan keuangan.

Artikel Terkait