Prosedur audit

Prosedur audit digunakan oleh auditor untuk menentukan kualitas informasi keuangan yang disediakan oleh kliennya, yang menghasilkan pernyataan opini auditor. Prosedur yang tepat yang digunakan akan berbeda menurut klien, tergantung pada sifat bisnis dan asersi audit yang ingin dibuktikan oleh auditor. Berikut beberapa klasifikasi umum prosedur audit:

  • Pengujian klasifikasi . Prosedur audit digunakan untuk memutuskan apakah transaksi diklasifikasikan dengan benar dalam catatan akuntansi. Misalnya, catatan pembelian aset tetap dapat ditinjau untuk melihat apakah mereka diklasifikasikan dengan benar dalam akun aset tetap yang tepat.

  • Pengujian kelengkapan . Prosedur audit dapat menguji untuk melihat apakah ada transaksi yang hilang dari catatan akuntansi. Misalnya, laporan bank klien dapat dilihat dengan teliti untuk melihat apakah pembayaran kepada pemasok tidak dicatat dalam pembukuan, atau jika penerimaan kas dari pelanggan tidak dicatat. Contoh lain, permintaan keterangan dapat dilakukan dengan manajemen dan pihak ketiga untuk mengetahui apakah klien memiliki kewajiban tambahan yang belum diakui dalam laporan keuangan.

  • Pengujian cutoff . Prosedur audit digunakan untuk menentukan apakah transaksi telah dicatat dalam periode pelaporan yang benar. Misalnya, log pengiriman dapat ditinjau untuk melihat apakah pengiriman ke pelanggan pada hari terakhir bulan itu dicatat dalam periode yang benar.

  • Pengujian kejadian . Prosedur audit dapat dibangun untuk menentukan apakah transaksi yang diklaim oleh klien benar-benar terjadi. Misalnya, satu prosedur mungkin mengharuskan klien untuk menunjukkan faktur tertentu yang terdaftar di buku besar penjualan, bersama dengan dokumentasi pendukung seperti pesanan pelanggan dan dokumentasi pengiriman.

  • Pengujian keberadaan . Prosedur audit digunakan untuk menentukan apakah aset ada. Misalnya, auditor dapat mengamati suatu persediaan yang sedang diambil, untuk mengetahui apakah persediaan yang disebutkan dalam catatan akuntansi itu benar-benar ada.

  • Pengujian hak dan kewajiban . Prosedur audit dapat diikuti untuk melihat apakah klien benar-benar memiliki semua asetnya. Misalnya, pertanyaan dapat dibuat untuk melihat apakah inventaris benar-benar dimiliki oleh klien, atau disimpan atas konsinyasi dari pihak ketiga.

  • Pengujian penilaian . Prosedur audit digunakan untuk menentukan apakah penilaian di mana aset dan kewajiban dicatat dalam pembukuan klien sudah benar. Misalnya, salah satu prosedurnya adalah memeriksa data harga pasar untuk melihat apakah nilai akhir sekuritas yang dapat dipasarkan sudah benar.

Seperangkat prosedur audit yang lengkap diperlukan sebelum auditor memiliki cukup informasi untuk memutuskan apakah laporan keuangan klien secara wajar mewakili hasil keuangan, posisi keuangan, dan arus kasnya.

Artikel Terkait