Metode ABC

Metode ABC mengelompokkan inventaris menurut tingkat penggunaan. Ini didasarkan pada konsep bahwa hanya sedikit dari item persediaan di fasilitas yang digunakan secara teratur, dengan item yang tersisa diakses pada interval yang lebih lama. Konsep ini dapat digunakan untuk menerapkan metode pemantauan dan pemosisian yang berbeda untuk berbagai tahap inventaris. Pada intinya, inventaris dibagi menjadi tiga klasifikasi berdasarkan pemakaian, yaitu sebagai berikut:

  • Klasifikasi A . Berisi 5% dari persediaan yang bertanggung jawab atas 75% dari semua transaksi.

  • Klasifikasi B . Berisi 10% dari persediaan yang bertanggung jawab atas 15% dari semua transaksi.

  • Klasifikasi C . Berisi 85% dari persediaan yang bertanggung jawab atas 10% dari semua transaksi.

Proporsi yang ditunjukkan di atas untuk metode ABC merupakan perkiraan, dan akan agak bervariasi berdasarkan pengalaman sebenarnya. Meskipun demikian, terlihat jelas bahwa sebagian kecil dari total investasi persediaan mengalami jumlah volume transaksi yang sangat besar.

Cukup mudah untuk menetapkan kode ABC ke setiap item inventaris, dan kemudian mendapatkan lokasi penyimpanan di dalam gudang berdasarkan penunjukan itu. Dalam lingkungan manufaktur, item bahan mentah "A" harus ditempatkan sedekat mungkin dengan area produksi, untuk meminimalkan waktu perjalanan. Dalam lingkungan distribusi, item "A" harus ditempatkan sedekat mungkin dengan area pengiriman, untuk meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi pesanan. Sebaliknya, item "C" dapat ditempatkan di bagian bawah gudang atau bahkan di penyimpanan di luar lokasi, karena hanya akan diakses dalam interval yang lama. Item "B" terletak di antara lokasi yang ditempati oleh item "A" dan "C".

Konsep ABC juga dapat diterapkan pada siklus penghitungan persediaan, di mana item "A" dihitung lebih sering daripada item "B" dan "C". Alasan untuk melakukannya adalah bahwa volume transaksi yang lebih tinggi dari item "A" lebih cenderung memicu kesalahan pencatatan inventaris.

Penunjukan ABC harus didasarkan pada tingkat aktivitas yang diproyeksikan, daripada tingkat historis. Aktivitas historis mungkin tidak berlanjut ke masa depan, terutama jika beberapa produk dihentikan atau memiliki penjualan musiman. Penunjukan harus dievaluasi ulang secara berkala, yang dapat mengakibatkan perubahan lokasi penyimpanan barang inventaris.

Artikel Terkait