Kali rasio perolehan bunga

Rasio waktu perolehan bunga mengukur kemampuan organisasi untuk membayar kewajiban hutangnya. Rasio ini biasanya digunakan oleh pemberi pinjaman untuk memastikan apakah calon peminjam mampu untuk mengambil hutang tambahan. Rasio dihitung dengan membandingkan pendapatan bisnis yang tersedia untuk digunakan dalam membayar biaya bunga atas hutang, dibagi dengan jumlah biaya bunga. Rumusnya adalah:

Pendapatan sebelum bunga dan pajak ÷ Beban bunga = Waktu perolehan bunga

Misalnya, bisnis memiliki pendapatan bersih $ 100.000, pajak penghasilan $ 20.000, dan beban bunga $ 40.000. Berdasarkan informasi ini, rasio kali perolehan bunga adalah 4: 1, yang dihitung sebagai:

($ 100,000 Pendapatan bersih + $ 20,000 Pajak pendapatan + $ 40,000 Beban bunga) ÷ $ 40,000 Beban bunga

Rasio kurang dari satu menunjukkan bahwa bisnis mungkin tidak dalam posisi untuk membayar kewajiban bunganya, dan lebih mungkin untuk gagal bayar utangnya; rasio yang rendah juga merupakan indikator kuat dari kebangkrutan yang akan datang. Rasio yang jauh lebih tinggi merupakan indikator kuat bahwa kemampuan membayar hutang tidak menjadi masalah bagi peminjam.

Ada beberapa kekurangan yang terkait dengan rasio ini, yaitu:

  • Angka EBIT yang dicatat dalam pembilang rumus adalah perhitungan akuntansi yang tidak selalu berhubungan dengan jumlah kas yang dihasilkan. Jadi, rasionya bisa sangat bagus, tetapi bisnis mungkin tidak benar-benar memiliki uang tunai untuk membayar biaya bunganya. Situasi sebaliknya juga bisa terjadi, di mana rasionya cukup rendah, padahal peminjam sebenarnya memiliki arus kas positif yang signifikan.

  • Jumlah beban bunga yang muncul dalam penyebut rumus tersebut merupakan perhitungan akuntansi yang dapat menyertakan diskon atau premi atas penjualan obligasi, dan tidak sama dengan jumlah sebenarnya dari beban bunga yang harus dibayar. Dalam kasus ini, lebih baik menggunakan tingkat bunga yang tertera di muka obligasi.

  • Rasio ini tidak memperhitungkan pembayaran pokok yang membayangi, yang bisa cukup besar untuk menyebabkan kebangkrutan peminjam, atau setidaknya memaksanya untuk membiayai kembali pada tingkat bunga yang lebih tinggi, dan dengan perjanjian pinjaman yang lebih berat daripada yang dimilikinya saat ini. .

Juga, variasi pada waktu rasio perolehan bunga juga mengurangi depresiasi dan amortisasi dari angka EBIT di pembilang. Namun, depresiasi dan amortisasi secara tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan bisnis untuk membeli aset tetap dan aset tidak berwujud dalam jangka panjang, dan mungkin tidak mewakili dana yang tersedia untuk pembayaran beban bunga.

Istilah Serupa

Bunga kali yang diperoleh juga dikenal sebagai rasio cakupan bunga.

Artikel Terkait