Biaya historis

Biaya historis adalah biaya asli suatu aset, sebagaimana dicatat dalam catatan akuntansi entitas. Banyak transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi organisasi dinyatakan sebesar biaya historisnya. Konsep ini diklarifikasi oleh prinsip biaya, yang menyatakan bahwa Anda hanya boleh mencatat investasi aset, kewajiban, atau ekuitas pada biaya perolehan aslinya.

Biaya historis dapat dengan mudah dibuktikan dengan mengakses sumber pembelian atau dokumen perdagangan. Namun, biaya historis memiliki kelemahan karena tidak selalu mewakili nilai wajar aktual dari suatu aset, yang kemungkinan akan menyimpang dari biaya pembeliannya dari waktu ke waktu. Misalnya, biaya historis sebuah gedung perkantoran adalah $ 10 juta ketika dibeli 20 tahun yang lalu, tetapi nilai pasarnya saat ini tiga kali lipat dari angka itu.

Menurut standar akuntansi, biaya historis memerlukan beberapa penyesuaian seiring berjalannya waktu. Beban penyusutan dicatat untuk aset jangka panjang, sehingga mengurangi nilai tercatat selama taksiran masa manfaat. Juga, jika nilai aset turun di bawah biaya penyesuaian depresiasi, seseorang harus mengambil beban penurunan nilai untuk menurunkan biaya tercatat aset ke nilai realisasi bersihnya. Kedua konsep ini dimaksudkan untuk memberikan pandangan konservatif tentang biaya tercatat suatu aset.

Biaya historis berbeda dari berbagai biaya lain yang dapat ditetapkan ke suatu aset, seperti biaya penggantiannya (apa yang akan Anda bayarkan untuk membeli aset yang sama sekarang) atau biaya yang disesuaikan dengan inflasi (harga pembelian asli dengan penyesuaian naik kumulatif untuk inflasi sejak tanggal pembelian).

Biaya historis masih menjadi konsep sentral untuk mencatat aset, meskipun nilai wajar menggantikannya untuk beberapa jenis aset, seperti investasi yang dapat dipasarkan. Penggantian biaya historis yang sedang berlangsung dengan ukuran nilai wajar didasarkan pada argumen bahwa biaya historis menyajikan gambaran organisasi yang terlalu konservatif.

Artikel Terkait