Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak bertambah atau berkurang sehubungan dengan kegiatan apapun. Ini harus dibayar oleh organisasi secara berulang, bahkan jika tidak ada aktivitas bisnis. Konsep tersebut digunakan dalam analisis keuangan untuk menemukan titik impas suatu bisnis, serta untuk menentukan harga produk.

Sebagai contoh biaya tetap, sewa gedung tidak akan berubah sampai masa sewa habis atau dinegosiasikan kembali, terlepas dari tingkat aktivitas di dalam gedung itu. Contoh biaya tetap lainnya adalah asuransi, depresiasi, dan pajak properti. Biaya tetap cenderung terjadi secara teratur, dan dianggap sebagai biaya periode. Jumlah yang dibebankan pada beban cenderung berubah sedikit dari waktu ke waktu.

Ketika perusahaan memiliki komponen biaya tetap yang besar, maka harus menghasilkan volume penjualan yang signifikan agar memiliki margin kontribusi yang cukup untuk mengimbangi biaya tetap tersebut. Namun, begitu tingkat penjualan tercapai, jenis bisnis ini umumnya memiliki biaya variabel per unit yang relatif rendah, sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sangat besar di atas tingkat titik impas. Contoh situasi ini adalah kilang minyak, yang memiliki biaya tetap yang sangat besar terkait dengan kemampuan penyulingannya. Jika harga satu barel minyak turun di bawah jumlah tertentu, kilang kehilangan uang. Namun, kilang bisa sangat menguntungkan jika harga minyak naik melebihi jumlah tertentu.

Sebaliknya, jika perusahaan memiliki biaya tetap yang rendah, kemungkinan besar perusahaan tersebut memiliki biaya variabel per unit yang tinggi. Dalam kasus ini, bisnis dapat memperoleh keuntungan pada tingkat volume yang sangat rendah, tetapi tidak memperoleh keuntungan yang terlalu besar karena penjualan meningkat. Misalnya, bisnis konsultasi memiliki sedikit biaya tetap, sementara sebagian besar biaya tenaga kerjanya bervariasi.

Biaya tetap dialokasikan berdasarkan dasar penyerapan akuntansi biaya. Di bawah pengaturan ini, biaya overhead pabrik tetap secara proporsional diberikan ke unit yang diproduksi dalam periode pelaporan, dan dicatat sebagai aset. Setelah unit terjual, biaya dibebankan ke harga pokok penjualan. Dengan demikian, dapat terjadi keterlambatan dalam pengakuan biaya tetap yang dialokasikan ke persediaan.

Artikel Terkait