Targetkan keuntungan

Target laba adalah jumlah keuntungan yang diharapkan yang diharapkan oleh manajer bisnis untuk dicapai pada akhir periode akuntansi yang ditentukan. Laba target biasanya berasal dari proses penganggaran, dan dibandingkan dengan hasil aktual dalam laporan laba rugi. Hal ini menghasilkan perbedaan yang dilaporkan antara angka laba aktual dan target, dimana staf akuntansi dapat memberikan penjelasan rinci. Namun, anggaran terkenal tidak akurat, dan menjadi lebih tidak akurat seiring berjalannya waktu dalam tahun anggaran. Dengan demikian, penurunan sekunder dari target laba yang cenderung lebih akurat berasal dari perkiraan bergulir, di mana informasi target diperbarui secara berkala, berdasarkan ekspektasi jangka pendek perusahaan untuk beberapa bulan ke depan.Hal ini cenderung menghasilkan perbedaan yang relatif kecil antara target dan keuntungan aktual.

Alternatif lain adalah berdasarkan formula. Pendekatan ini, yang dikenal sebagai analisis biaya-volume-laba (atau analisis CVP), didasarkan pada perhitungan berikut:

  1. Kalikan jumlah unit yang diharapkan untuk dijual dengan margin kontribusi yang diharapkan untuk mendapatkan margin kontribusi total untuk periode tersebut.

  2. Kurangi jumlah total biaya tetap yang diharapkan untuk periode tersebut.

  3. Hasilnya adalah keuntungan target.

Banyak pemodelan dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan sederhana ini. Misalnya, dapat dimodifikasi untuk variabel berikut:

  • Sesuaikan margin kontribusi per unit dan unit yang terjual berdasarkan promosi penjualan yang diharapkan.

  • Mengubah total biaya tetap dan margin kontribusi per unit untuk efek produksi outsourcing.

  • Mengubah margin kontribusi untuk efek perubahan ke sistem produksi tepat waktu.

Konsep target laba sangat berguna untuk perencanaan arus kas (setelah dimodifikasi menjadi perkiraan arus kas), serta untuk merencanakan bonus berbasis hasil, dan untuk mengungkapkan hasil yang diharapkan kepada investor dan pemberi pinjaman. Jika terdapat varians besar yang tidak menguntungkan secara terus menerus antara target dan laba aktual, mungkin perlu untuk memeriksa sistem yang digunakan untuk mendapatkan laba target, dan mendapatkan metodologi penganggaran yang lebih konservatif. Situasi terburuk adalah ketika target keuntungan yang terlalu optimis terus-menerus dilepaskan ke komunitas investasi, yang pada akhirnya kehilangan kepercayaan pada kemampuan manajemen untuk memenuhi proyeksinya sendiri.

Artikel Terkait