Substansi komersial

Suatu transaksi bisnis dikatakan memiliki substansi komersial apabila arus kas masa depan diharapkan akan berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut. Perubahan arus kas dianggap terjadi jika ada perubahan signifikan pada salah satu hal berikut (tidak termasuk pertimbangan pajak):

  • Resiko . Seperti mengalami peningkatan risiko bahwa arus kas masuk tidak akan terjadi sebagai akibat dari suatu transaksi; misalnya, sebuah bisnis menerima status jaminan junior atas hutang dengan imbalan jumlah pembayaran yang lebih besar.

  • Pengaturan waktu . Seperti perubahan waktu arus kas masuk yang diterima sebagai hasil transaksi; misalnya, bisnis menyetujui pembayaran tertunda dengan imbalan jumlah yang lebih besar.

  • Jumlah . Seperti perubahan jumlah yang dibayarkan sebagai hasil transaksi; misalnya, bisnis menerima uang tunai lebih cepat sebagai imbalan untuk menerima jumlah yang lebih kecil.

Konsep ini dapat digunakan untuk menemukan situasi di mana perusahaan melakukan perubahan akuntansi atau hukum yang secara teknis benar untuk menciptakan transaksi palsu untuk menghasilkan pendapatan atau keuntungan di mana substansi komersial dari situasi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada transaksi nyata yang benar-benar terjadi. Dalam situasi ini, transaksi palsu seharusnya tidak diakui dalam laporan keuangan.

Contoh situasi di mana tidak ada bahan komersial termasuk:

  • Penjualan aset kepada pemilik perseorangan, yang segera menyewakannya kembali ke bisnis. Ada sedikit perbedaan antara kepemilikan dan pemiliknya, jadi kemungkinan besar tidak terjadi perubahan kepemilikan yang nyata.

  • Pertukaran kapasitas bandwidth oleh penyedia layanan Internet dan telepon yang berbeda. Dengan demikian, kedua entitas mengakui pendapatan, padahal sebenarnya tidak terjadi perolehan pendapatan nyata yang akan mengakibatkan perubahan laba.

Konsep substansi komersial juga diterapkan pada pertukaran aset antar bisnis. Ketika terdapat substansi komersial (yaitu ketika terjadi perubahan arus kas akibat transaksi), para pihak harus mengakui keuntungan atau kerugian dari pertukaran tersebut. Jika tidak ada substansi komersial, catat aset yang diperoleh sebesar nilai buku dari aset yang diserahkan di bursa. Ada masalah tambahan terkait dengan pengakuan keuntungan atau kerugian ketika transaksi tidak memiliki substansi komersial.

Artikel Terkait