Selisih antara margin kotor dan margin operasi

Margin kotor mengukur laba atas penjualan barang dan jasa, sedangkan margin operasi mengurangi biaya operasional dari margin kotor. Kedua margin ini memiliki tujuan yang sangat berbeda. Margin kotor dirancang untuk melacak hubungan antara harga produk dan biaya produk tersebut, dan diawasi secara ketat untuk melihat apakah margin produk berkurang dari waktu ke waktu. Margin operasi dirancang untuk juga melacak dampak biaya pendukung organisasi, yang meliputi biaya penjualan, umum, dan administrasi. Idealnya, kedua margin harus digunakan bersama untuk mendapatkan pemahaman tentang profitabilitas yang melekat dari lini produk, serta bisnis secara keseluruhan. Jika margin kotor terlalu rendah, tidak ada cara bagi bisnis untuk mendapatkan keuntungan, tidak peduli seberapa ketat biaya operasinya dikelola.

Sebagai contoh bagaimana margin ini dihitung, sebuah bisnis memiliki penjualan $ 100.000, harga pokok penjualan $ 40.000, dan biaya operasional $ 50.000. Berdasarkan informasi ini, marjin kotornya 60% dan marjin operasinya 10%.

Kedua margin tersebut biasanya dikelompokkan bersama dengan margin laba bersih, yang juga mencakup pengaruh aktivitas pendanaan dan pajak penghasilan. Ketiga margin kemudian dapat dilacak pada garis tren. Jika ada lonjakan atau penurunan tren ini, manajemen dapat menyelidiki informasi keuangan yang mendasarinya untuk menentukan penyebab spesifik.

Margin ini dapat dimanipulasi. Satu bisnis dapat mengklasifikasikan biaya tertentu sebagai biaya operasi, sementara bisnis lain mungkin mengklasifikasikannya dalam harga pokok penjualan. Hasilnya adalah keduanya mungkin memiliki margin operasi yang sama, tetapi margin kotornya berbeda. Oleh karena itu, memiliki pengetahuan tentang klasifikasi akun saat membandingkan hasil keuangan dari dua bisnis yang terpisah sangatlah berguna.

Artikel Terkait